Fenomena Pisau Lipat Swiss Dalam Profesi Disain Grafis

Di cari seorang tukang bakso, syarat-syarat
punya gerobak sendiri, berani buka usaha sendiri,
punya modal sendiri.... wah ini sih sama aja
dagang sendiri...
Dialog di atas adalah lawakan populer Warkop DKI
yang sangat ngetop di era 80-an. Mereka
mentertawakan fenomena iklan lowongan kerja di
media masa waktu itu yang sudah mulai mensyaratkan
macam-macam ketrampilan bagi pelamar.
Kadang-kadang syarat-syarat itu demikian beratnya
seperti misalnya pengalaman kerja di atas 3 tahun,
punya kendaraan sendiri dan sebagainya. Sebagai
pelawak yang juga mahasiswa dan sekaligus calon
tenaga kerja, mereka menyadari bahwa syarat
syarat seperti itu tentunya akan sulit di penuhi
oleh mereka yang baru lulus dan belum punya
pengalaman.
Sekarang 20 tahun kemudian walau tidak sama persis
muncul fenomena yang sama di dunia disain grafis.
Cermatilah iklan-iklan lowongan kerja bagi
disainer grafis, memang tidak ada tuntutan
memiliki kendaraan tetapi disainer grafis muda
mutlak memiliki sejumlah ketrampilan yang
kadang-kadang tidak masuk akal. Ambil contoh iklan
di bawah ini:
Dibutuhkan seorang Disainer Grafis dengan
syarat-syarat:
Memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun,
Dapat membuat gambar illustrasi freehand,
Menguasai komputer Macintosh dan aplikasi Corel
Draw, Freehand, Illustrator, Photoshop, Dream
Weaver, Flash dan 3D Studio Max.
Mampu membuat artwork, dan disain untuk web dan
mengerti proses cetak.
Memiliki ide disain dan kreatifitas yang tinggi.
Sanggup bekerja keras dan lembur bila diperlukan.
Sebuah iklan yang segera menciutkan nyali
disainer-disainer grafis muda yang berbakat tapi
belum memiliki pengalaman kerja dan baru mempunyai
pengetahuan komputer tingkat dasar saja. Bahkan
seorang rekan saya sesama pengajar sering
mengirimkan surat kepada pemasang iklan semacam
ini. Bukan untuk melamar - karena dia sudah
memiliki bisnis sendiri di bidang disain audio
visual tapi mencoba memberi pengertian kepada
pemasang iklan, bahwa iklannya salah. Yang di cari
bukan seorang disain grafis tapi sebilah pisau
tentara swiss!
Ya Pisau tentara swiss atau lebih di kenal sebagai
Swiss Army Knife, tentunya di rancang oleh seorang
disainer, memiliki berbagai fungsi yang kadang
mencapai seratus fungsi. Sebuah biro yang mencari
disainer serba bisa masih terbilang wajar tetapi
mencari seorang disainer yang bisa multi fungsi
seperti sebilah swiss army knife adalah sebuah hal
yang terlampau muluk.
Mengapa timbul iklan seperti itu? Alasan utamanya
adalah adanya prinsip Amogada
( Apa loe mau gua ada ). Biro disain yang
menggunakan prinsip ini jelas-jelas akan
menomerduakan ide kreatif dan strategi komunikasi
karena yang penting banyaknya order, yang penting
kuantitas produk bukan kualitas. Untuk itu mereka
perlu memperkerjakan disainer yang multi fungsi,
kalau perlu bisa merangkap jadi sekretaris dan
kurir sekaligus. Banyak kah biro semacam ini?
Sedihnya jumlahnya luar biasa banyak, merekalah
yang bersedia melakukan free pitching, piracy,
mencuri ide dan tentu tidak mengenal etika bisnis
dan profesi. Mengapa mereka tetap ada? Jawabannya
mudah karena ada insan disainer yang mendukungnya.
Siapa mereka? Jawabannya lebih mudah lagi...kita
semua.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Fenomena Pisau Lipat Swiss Dalam Profesi Disain Grafis"