Ketika ALLAH SWT punya rencana lain



Akhirnya ada juga Le Bis yang lewat. Kita pulang
Le...


Ya..Allah, kok ya tega ya...nda mau berhenti.


Sabar ya..Le, insyaAllah akan ada lagi Bis yang
lewat.


Bayi lelaki berumur sebelas bulan itu hanya
tersenyum senyum mendengar
perkataan ibunya. Kembali Ibu itu melambaikan
tangannya kepada Bis yang
lewat tapi... tetap saja Bis itu tidak mau berhenti.
Bayi itu tertawa,


Le...le...kok kamu bisa bisanya tertawa,


bayi lucu itu tidak mau tahu teriknya mentari saat
itu.


Alhamdulillah...ada juga yang berbaik hati mau
berhenti.


Cepet Bu cepet ! ujar kondektur.


Ya Allah, Bis nya penuh Le.tapi ga apa apa, yang
penting kita bisa
pulang Le.


Jogja , jogja.. ! teriak sang kondektur mencari
penumpang.


Lha wong sudah penuh sesak begini kok masih cari
penumpang.


Mas ! Pie toh mas, sesak begini kok. ! salah
seorang penumpang
geram.


Tiba tiba bayi lelaki itu menangis.


Aduh Le, jangan nangis toh Le


Tapi bayi itu makin keras tangisnya. Suasana panas
saat itu makin
membuat para penumpang tidak nyaman, apalagi dengan
kondisi penuh
sesaknya manusia didalam bis tersebut.


Bu, anak e bisa disuruh diam nda sih ? ujar
salah seorang penumpang
disebelahnya.


Maaf pak, maaf.


Huh, udah banyar mahal mahal, tapi kaya begini.
salah seorang lagi
marah marah.


saya ini mau tidur, disuruh diam bisa nda sih.
ujar seorang ibu ibu
gemuk dibelakangnya.


Hey, anak siapa itu, macet begini bikin pusing
saja. teriak pak
sopir.


Suruh turun saja pak sopir teriak penumpang
belakang.


Iya, turuni saja. Wong sudah sesak begini kok.
tambah yang lain.


Kalau anak itu nda mau diam, lebih baik kalian
turun saja. ujar pak
kondektur.


Bapak bapak, Ibu ibu, siapa yang nda setuju kalau
ibu ini disuruh
turun ? tanya salah seorang penumpang sambil
berdiri.


Semua terdiam.


Suruh turun saja. salah seorang kakek berkata.


Ibu turun saja disini. Cari bis yang lain saja.
kondektur berkata


Maaf bapak bapak ibu ibu, kalau anak saya ini
mengganggu, tapi anak
ini kan masih kecil, belum mengerti apa apa.
Tolonglah kami. Tolong.


Wah, nda bisa Bu, anak ibu ini main kenceng saja
nangisnya. Disini
banyak penumpang yang mau istirahat. tambah pak
Kondektur.


Dengan tidak hormat, Ibu dan anak itu dipaksa turun
dari bis.


Ya...Allah, kok ya ada manusia manusia seperti
itu. Kok ya nda kasihan
sama anak bayi ini.


Le...le..kamu tuh bikin susah ibumu saja le.


Dengan tertatih, ibu itu mencoba menyetop mobil yang
lewat saat itu
sambil berjalan berkilo kilo meter. Dan sampai
akhirnya...


Lho, ibu mau kemana, sudah hampir gelap begini
kok. Kasihan anaknya.



Maaf, dek. Boleh ibu menumpang sampai kota


Oh tentu tentu. Masuk Bu !


Ternyata masih ada anak muda baik hati seperti
adik ini ya...


sibayi itu tertawa tawa ketika mereka menumpang
dimobil itu.


Ibu ini sebenarnya mau kemana toh ?


Saya mau ke Jogja, mau pulang.


Wah, kebetulan kalau begitu, saya juga mau kerumah
mbah yang ada di
Jogja. Kalau begitu saya antar ibu sampai rumah,
kasihan bayi ne.


tapi saya masih bingung, kenapa kok ya bisa ibu
ini sendirian ditengah
sawah tadi ?


Oh, saya itu juga bingung dek, kok ya ada orang
yang tega menurunkan
saya, gara gara anak saya ini terus terusan nangis.



Masa sih bu ?


Wah, kalau itu kebangetan toh bu.


beberapa jam kemudian.


Wah, ada apa ya...kok nda biasa biasanya macet
begini.


Mas mas, aqua nya satu mas.


'Mas, ada apa toh mas, kok bisa macet begini ?
panjang ya mas macet nya?
tanya anak muda itu.


Wah iya mas, katanya ada kecelakaan bis didepan
sana. jawab penjual
minuman.


Oh...terimas kasih ya..mas.


Ini bu, kalau ibu haus.


* * *


oh, ini toh bisnya, ya..Allah bisnya hangus
terbakar, oh pantes.
Tabrakan dengan truk besar. heran anak muda itu.


Prit prit prit........seorang polisi sedang mengatur
jalannya arus lalu
lintas yang macet itu.


Pak ada yang selamat pak ?


Kasihan dek, semua penumpang dan sopirnya tewas.



ya...Allah, alhamdulillah. Le..kamu untung kamu
nangis le.


lha kok, ibu malah alhamdulillah wong ada musibah
seperti ini kok.


Dek, ini lho dek bis yang ibu naiki itu.


Ha, yang bener toh bu ?


Ya...Allah. kalau begitu anak ibu ini sudah
menyelamatkan ibu lho.
Itu adalah kasih sayang Allah bu, lewat anak ibu
ini.


ya..Allah, apa jadinya kalau saya dan anak saya
masih menumpang bis
itu ya...dek, alhamdulillah alhamdulillah...


~ Diambil dari kisah nyata ~


Sesungguhnya Allah itu maha mengetahui apa apa yang
terbaik untuk
hambanya. karena itu pandai pandailah mencari Hikmah
dibalik sebuah
musibah dan ingat lah selalu untuk bersabar. Karena
Allah selalu bersama
orang orang yang sabar.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Ketika ALLAH SWT punya rencana lain"